Back to Top

Hi, Guest!

  LOKASI :  Kabupaten Tangerang

Bergabung Selama :

BAGIKAN :   

Bagikan :
  • Alat Ukur Curah Hujan OBS / Ombrometer Galvanis, Stainlis Hubungi Rizki 081219808623

Alat Ukur Curah Hujan OBS / Ombrometer Galvanis, Stainlis Hubungi Rizki 081219808623

Update Terakhir
:
01 / 12 / 2019
Min. Pembelian
:
1 Lusin
Dilihat Sebanyak
:
40 kali
Harga
Rp. 1.450.000
Bagikan
:

Perhatian !

Perusahaan ini terdaftar sebagai Free Member. Hindari melakukan pembayaran sebelum bertemu penjual atau melihat barang secara langsung. COD (Cash On Delivery) atau bertemu langsung dengan penjual merupakan metode transaksi aman yang kami sarankan.

Detail Alat Ukur Curah Hujan OBS / Ombrometer Galvanis, Stainlis Hubungi Rizki 081219808623

OBS ( Observatorium) Pengukur hujan ini termasuk jenis penakar hujan non-recording atau tidak dapat mencatat sendiri. Bentuknya sederhana, terdiri dari : * Terbuat dari bahan Satinles atau plat besi yang di lapisi cat anti karat * Sebuah corong yang dapat dilepas dari bagian badan alat kalibrasi BMG. * Bak tempat penampungan air hujan. * Kaki yang berbentuk tabung silinder. * Gelas penakar hujan 25 mm I. Pengamatan Pengamatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk melihat dan mengukur jumlah curah hujan sehingga diperoleh data hujan. Curah hujan diukur dengan menggunakan satuan mm ( millimeter) . Pengamatan curah hujan dilakukan secara serentak setiap jam 00.00 UTC ( 07.00 wib) diseluruh dunia. Prosedur pengamatan adalah sebagai berikut: 1. Buka gembok pada kran penakar hujan obs, letakkan gelas penakar di bawah corong/ kran, kemudian buka kran pelan-pelan. Tunggu sampai air di bak penampung habis. 2. Baca jumlah air hujan yang tertampung di gelas ukur dan catat hasilnya. 3. Jika diperkirakan jumlah curah hujan melebihi 25 mm, sebelum airnya mencapai skala 25 mm tutup krannya, kemudian lakukan pembacaan dan catat hasilnya. Kemudian buang airnya dan lanjutkan pengukuran terhadap air yang masih tersisa di bak penakar hujan obs. Setelah selesai jumlahkan semua hasil pengukuran yang sudah dilakukan. 4. Pada waktu melakukan pembacaan letakkan gelas ukur pada bidang yang rata/ datar untuk menghindari kesalahan pembacaan akibat kesalahan paralak. 5. Bila permukaan air pada gelas ukur tidak tepat pada garis skala gelas ukur maka pembacaan diambil ke garis skala yang terdekat dengan permukaan air. 6. Bila permukaan air pada gelas ukur tepat pada pertengahan dua garis skala maka diambil atau dibaca ke angka yang ganjil. Contoh: 25, 5 maka dibaca 25, 0 20, 5 maka dibaca 21.0 7. Jika jumlah curah hujan lebih kecil dari 0, 5 mm maka dicatat dengan angka 0 ( nol) dan tetap dinyatakan sebagai hari hujan 8. Jika kita yakin terjadi hujan kecil ( gerimis) , tetapi di penakar hujan tidak dapat kita ukur maka dicatat dengan TTU ( tidak terukur) dan tetap dinyatakan sebagai hari hujan. 9. Jika terpaksa tidak dapat dilakukan pengamatan karena sesuatu hal maka kita catat dengan tanda x ( silang) . 10. Jika gelas ukur pecah atau hilang maka dapat digunakan gelas ukur yang berskala ml ( mili liter) . Pengukuran dengan gelas ukur ini dilakukan dengan membagi volume air hujan yang diperoleh dengan angka 100 sehingga diperoleh jumlah curah hujan dalam satuan cm, selanjutnya dikalikan 10 sehingga diperoleh jumlah curah hujan dalam satuan mm. Contoh: misalnya air hujan diukur sebanyak 700 ml, maka jumlah curah hujan yang kita peroleh adalah 700cm3: 100cm2= 7cm= 70 mm
Tampilkan Lebih Banyak